Selasa, 13 November 2018

Red Dead Redemption 2 Jadi Game Open-World Terbaik? Ini 5 Alasannya

Red Dead Redemption 2 Jadi Game Open-World Terbaik? Ini 5 Alasannya

Semenjak kemunculan franchise awal dari Grand Theft Auto, setelahnya, Rockstar selalu rutin untuk menciptakan game bertema open-world. Luar biasanya, sebagian besar atau mungkin kesemua game open-world mereka, berakhir sukses dan diterima dengan sangat baik oleh para pemain. Nah, tradisi ini, kembali mereka lanjutkan pada Red Dead Redemption 2 yang baru saja dirilis beberapa minggu yang lalu.
Sebagai sebuah game AAA berlabel next-gen, RDR 2 menawarkan banyak hal baru yang tidak hanya luar biasa di sisi kualitas, namun juga kuantitas. Oleh karena itu, disini IDN Times telah merangkum 5 alasan kenapa Red Dead Redemption 2 pantas disebut sebagai game open-world terbaik untuk generasi saat ini. Berikut ulasannya.

1. Detail kecil membuat segalanya jadi lebih nyata

Red Dead Redemption 2 Jadi Game Open-World Terbaik? Ini 5 Alasannyapolygon.com
Salah satu hal paling mengesankan dari RDR 2 adalah kualitas atau tingkat detail yang dimilikinya. Bahkan, detail terkecil pun sangat diperhatikan oleh Rockstar, mulai dari testis kuda yang mampu mengerut ketika musim dingin hingga pakaian Arthur sang karakter utama, yang mampu basah dan kotor ketika terjatuh atau terkena air.

2. Kualitas grafis benar-benar ‘mindblowing’

Red Dead Redemption 2 Jadi Game Open-World Terbaik? Ini 5 Alasannyaattackofthefanboy.com
Apa yang berusaha Rockstar tawarkan melalui kualitas visual atau grafis pada RDR 2 benar-benar melampaui apa yang diharapkan. Untuk sebuah game yang berjalan di konsol current-gen, RDR 2 terbilang mendorong batas mutlak dari kekuatan suatu konsol. Mulai dari karakter, lingkungan, satwa hingga jarak pandang, benar-benar dibuat dengan sangat menakjubkan.
Satu yang patut diapresisasi dari kualitas visual RDR 2 adalah bagaimana pencahayaan yang ada, dibuat dengan sangat hidup. Sejauh ini, belum ada satu pun video game diluar sana, yang mampu menyamai atau mungkin mengalahkan kualitas pencahayaan dari RDR 2. Satu kata, gila!

3. Mekanisme percakapan dibuat dengan sangat unik

Red Dead Redemption 2 Jadi Game Open-World Terbaik? Ini 5 Alasannyapolygon.com

Melalui cara yang hampir sama seperti yang Rockstar tawarkan pada Bully di masa lalu, RDR 2 juga menggunakan mekanisme percakapan unik dimana pemain bisa melakukan cacian atau pujian, terhadap setiap NPC yang ada. Hampir semua NPC yang pemain temui, mampu diajak berinteraksi dan di mintai pendapat.
Bahkan, beberapa diantaranya mampu bereaksi secara realistis terhadap apa yang dikatakan oleh sang karakter utama, Arthur. Lewat fitur ini, tentu saja terdapat ratusan percakapan unik yang menarik untuk didengar dan disimak.

4. Kustomisasi dibuat dengan serinci mungkin

Red Dead Redemption 2 Jadi Game Open-World Terbaik? Ini 5 Alasannyagamespot.com
Dari sekian banyaknya fitur menarik pada RDR 2, kustomisasi menjadi salah satu yang paling mengesankan. Tentu saja, bagian paling menarik dari kustomisasi dari RDR 2 ada pada pemilihan pakaian. Selain memiliki jumlah pilihan yang luar biasa banyak dan spesifik, terdapat pula kustomisasi detail yang terbilang cukup keren.
Hampir keseluruhan bagian dari pakaian hingga anggota tubuh Arthur, dapat dikustomisasi dan disesuaikan. Dan satu lagi, senjata pada RDR 2 juga menawarkan banyak opsi kustomisasi yang membuatnya menjadi lebih unik.

5. Dunia terbuka yang super luas dan variatif

Red Dead Redemption 2 Jadi Game Open-World Terbaik? Ini 5 Alasannyagamerant.com
Tangan dingin Rockstar kembali berhasil meracik dunia terbaik yang super luas dan variatif pada RDR 2. Sah untuk menyebut bahwa setiap inci atau bagian dari dunia pada RDR 2, sangat menarik untuk dijelajahi. Jumlah variasinya pun juga beragam dan dibuat lewat cara yang mengesankan.
Mulai dari gunung bersalju, kawasan hutan yang dipenuhi dengan satwa buas hingga daerah perkotaan yang dilengkapi dengan aktivitas industri, menjadi beberapa dari banyaknya variasi wilayah pada RDR 2. Menakjubkan rasanya ketika melihat bagaimana dunia pada RDR 2 dibangun dengan banyak kehidupan di atasnya.
Demikian tadi rangkuman mengenai 5 alasan kenapa Red Red Redemption 2 pantas disebut sebagai game open-world terbaik untuk generasi saat ini. RDR 2 sendiri sejauh ini baru dirilis untuk PS4 dan Xbox One. Belum ada kepastian lebih lanjut mengenai apakah game ini akan dirilis untuk PC atau tidak. Jadi, kita tunggu saja!

Sumber: https://www.idntimes.com/tech/games/arif-gunawan/alasan-red-dead-redemption-2-jadi-game-open-world-terbaik-c1c2/full

Sabtu, 06 Oktober 2018

Mengulik Perkembangan PlayStation Dari Masa Ke Masa


Zetizen.com - Sony memang selalu kasih kejutan buat para gamers dengan produk andalannya, PlayStation. Pertengahan April lalu, rumor perilisan PlayStation (PS) 4,5 dengan teknologi super canggih merebak di dunia maya. Meskipun belum ditanggapi oleh sang produsen, tapi informasi ini langsung disambut positif oleh para gamers. Well, sambil siap-siap menyambut PS 4.5, simak dulu yuk perkembangan PS dari masa ke masa berikut ini. (fer/ver)

PlayStation 1


 Seri pertama PS dirilis pada 3 Desember 1994. Konsol dengan nama lain PSX ini begitu populer saat awal-awal kemunculannya. PSX juga menjadi angin segar bagi anak-anak untuk memainkan game dalam bentuk virtual. Jika diingat, beberapa game yang jadi favorit ialah Crash Bandicoot, Tekken, Wining Eleven, Resident Evil dan beberapa game lainnya. Berasa nostalgia, ya? Meskipun nampak kuno, tapi feel dari game di seri ini tetap punya ciri khas tersendiri lho.
PlayStation 2

PlayStation 2 merupakan perkembangan dari PS 1 yang tidak kalah populer saat awal kemunculannya. Grafis yang lebih nyata serta game yang lebih banyak membuat PS 1 mulai tersisih oleh kehadiran PS ini. Buktinya, lebih dari 90 juta unit terjual d pasaran. PS 2 sendiri dirilis di Jepang pada 4 Maret 2000. Beberapa game yang menjadi andalan dari PS 2 diantaranya Grand Thaft Auto : San Andreas, Bully dan The Sims 2.

PlayStation 3

Enam tahun setelahnya, PS seri ketiga dirilis di Jepang. Tepat pada 11 Desember 2006, konsol game Sony ini lahir sebagai saingan dari Xbox 360 dari Microsoft dan Wii dari Nintendo. Tampilan yang lebih nyata dalam grafis maupun game play terlihat karena penggunaan teknologi cell processor yang benar-benar dimaksimalkan untuk melakukan proses floating point. Selain penggunaan teknologi yang oke, PS 3 juga dikoneksikan dengan internet sehingga pembaharuan pilihan game bisa kamu update secara berkala.

PlayStation 4

Dirilis pada 15 November 2013 di Amerika Serikat, PS 4 hadir dengan prosesor tercanggih di masanya. Yaitu prosesor APU x86-64 AMD yang memberikan sensasi lebih nyata ketika bermain game. Seri ini juga dilengkapi vitur share yang terkoneksi langsung dengan beberapa media sosial.

Play Station 4,5

Inilah konsol game yang paling ditunggu-tunggu pecinta game saat ini. Meski Sony belum memberi keterangan apapun, namun kabarnya PS 4,5 akan rilis sebelum PS VR muncul pada Oktober 2016 mendatang. Selain kemampuan processing dan grafis yang akan lebih baik, kaset yang digunakan di PS 4 juga dapat kamu gunakan di seri yang memiliki sebutan lain PS 4 Neo ini. Canggih abis!

Sumber ; https://www.zetizen.com/show/1914/mengulik-perkembangan-playstation-dari-masa-ke-masa

Selasa, 02 Oktober 2018

Masa Depan Virtual Reality dan Angin Segar Industri Game by The Daily Oktagon


Salah satu pencapaian terbaik manusia di era teknologi saat ini bisa dibilang adalah kemampuan menciptakan “dunia baru”. Terdengar berlebihan, namun kenyataannya realitas maya atau yang disebut virtual reality (VR) adalah sebuah dunia yang diciptakan manusia menggunakan teknologi.
Kira-kira tiga tahun belakangan ini diskusi mengenai virtual reality semakin sering terdengar. Anda kini dengan mudah dapat menemukan foto orang-orang yang menggunakan perangkat headset VR di mesin pencari Google.
Mudahnya begini, jika dahulu Anda melihat animasi atau tayangan secara berjarak antara mata dan televisi, kini dengan headset VR Anda bisa berada di dalam animasi atau tayangan tersebut.
Pada masa anak-anak, kita mungkin pernah membayangkan berada di dunia imajinasi kita. Bos besar Facebook pun menuturkan hal yang sama pada gelaran Mobile World Congress (MWC) Februari silam. “Saat berusia 11 tahun, saya menggambar sambil membayangkan dapat berada di dunia yang saya inginkan,” ujar Mark Zuckerberg seperti dikutip WIRED
Konsep inilah yang kemudian diyakini bahwa virtual reality mendapat tempat spesial di industri hiburan khususnya game. Porsi pengembangan teknologi ini pun disebut lebih besar di industri game. Lantas, bagaimana perkembangan virtual reality ke depan dan seberapa asyik bermain game dengan perangkat VR? Simak ulasan The Daily Oktagon.
Persaingan Terbaru Setelah Smartphone
Berdasarkan laporan dari firma riset Manatt Digital Media, ada banyak perusahaan di bidang teknologi yang berinvestasi di pengembangan teknologi VR. Mulai dari Facebook dengan Oculus Rift, Google dengan Google Cardboard dan Daydream, Microsoft dengan HoloLens.

(Foto: Maurizio Pesce)
HTC yang kurang terdengar kabar perangkat smartphone-nya pun berinvestasi lewat HTC Vive. Lalu ada Samsung yang tetap merilis smartphone sembari membundling perangkatnya dengan Samsung Gear VR.
Tidak mau ketinggalan dari pemain industri konsole game Sony Playstation juga berinovasi lewat Playstation VR.
Virtual reality menghadirkan pengalaman terbaru di bidang teknologi. Anda tidak lagi pasif, ada banyak pilihan interaksi di dalam konten virtual reality. Jadi teknologi inimasih sangat bisa dieksplor lebih jauh,” jelas Seto Anggoro, Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia.
Seto juga menjelaskan bisnis virtual reality bukan hanya sekadar diperangkat tetapi konten pun termasuk di dalamnya. Alhasil banyak dari vendor yang tidak berinvestasi di tulang punggung atau platform virtual reality namun menciptakan alat untuk menghasilkan kontennya. Misalnya lewat kamera 360 derajat.
Samsung memiliki Samsung Gear 360, LG pun serupa dengan LG 360 Cam. Pemain lama di industri kamera seperti Ricoh pun ikut ambil bagian dengan merilis Ricoh Theta 360. Di belakangnya, ada Kodak dengan PIXPRO SP360 4K.
Kalau dirangkum, jadi ada banyak stakeholder yang mendukung virtual reality terus berkembang. Pertama, pengembang teknologi atau platform virtual reality. Kedua ada vendor penyedia perangkat untuk menciptakan konten dan menikmati virtual reality.
Karena virtual reality itu menawarkan pengalaman baru dengan indra penglihatan maka menurut saya pengembangan virtual reality akan di arahkan ke pengalaman hiburan, misalnya video atau film dan gameyang dirasa sangat pas konsepnya,” ungkap Seto.
Revousi Industri Game
Berada di dalam sebuah dunia yang di dalamnya kita bisa melakukan apa saja. Konsep tersebut menurut Donna Visca, perempuan yang berprofesi sebagai profesional gamer dan atlet e-sport ini sudah tertanam di setiap pecinta game.
“Kalau main game biasanya kita hanya diam depan monitor atau televisi dan yang gerak hanya jari atau tangan kita sedangkan kalau menggunakan VR bisa terbayang betapa serunya main gameGame tersebut jadi seperti nyata!” ujar Donna dengan sangat antusias.
Perangkat virtual reality (VR) bekerja dengan mengandalkan sensor yang akan membaca gerak tubuh untuk kemudian diterjemahkan ke dalam karakter Anda di dunia game. Prinsipnya, semakin banyak sensor yang dimiliki oleh perangkat VR maka interaksi Anda di game tersebut akan semakin banyak dan semakin nyata.
Pertama sensor head tracking atau pergerakan kepala. Kedua sensor gerak tubuh atau motion tracking. Lalu yang masih terbilang canggih dan jarang ditemui pada kanyakan perangkat VR untuk gaming adalah sensor eye tracking serta jaket yang membuat tubuh kita merasakan apa yang dialami oleh karakter di dalam game, misalnya menerima pukulan atau benturan.
Menurut Donna, penggunaan perangkat VR untuk bermain masih terbilang mewah sebab harganya yang masih sangat mahal. Anda bisa bayangkan berapa harganya jika seorang gamer atau atlet e-sport profesional yang terbiasa membeli perangkat gaming (yang umumnya mahal) saja masih menganggap perangkat VR tersebut mahal.
“Di kalangan gamer Indonesia sih belum terlalu populer sebab masih sedikit konten gameyang bisa dimainkan dengan VR. Jadi masih bahan obrolan saja,” ungkapnya.
Sejauh ini implementasi perangkat VR untuk gaming yang terbilang matang baru dihadirkan oleh Virtuix Omni dengan Anda bisa berlari di atas alat semacam treadmill yang akan membaca gerak tubuh Anda.
Baik Seto maupun Donna sendiri tidak ambil pusing dengan harga perangkat VR khususnya gaming yang terbilang masih mahal. Dengan adanya persaingan tiap vendor dalam menciptakan perangkat VR maka harga banderolnya juga bisa ditekan semurah mungkin untuk konsumen. Kita tunggu saja.

Sumber : https://daily.oktagon.co.id/masa-depan-virtual-reality-dan-angin-segar-industri-game/

Red Dead Redemption 2 Jadi Game Open-World Terbaik? Ini 5 Alasannya

Semenjak kemunculan franchise awal dari Grand Theft Auto, setelahnya, Rockstar selalu rutin untuk menciptakan game bertema open-world. ...